FF// OneShoot// The Last BirthDay
Author: PrettieSS501
Cast:
Heo Young Saeng
Park Ah Rin
Other Member SS501
Genre: Sad
>Heo Young Saeng PoV
Aku dapat melihat seorang yeoja yang sangat aku cintai ada dihadapanku, yeoja yeppeo itu tengah tersenyum sangat bahagia. Wajahnya yang cantik membuatku tergila-gila.
Tapi aku jadi teringat kata dokter pribadiku kemarin. Huh, aku mengidap kanker otak stadium akhir dan itu membuat hidupku tinggal menghitung hari. Mungkin, rasa sakit yang menyerang kepalaku masih bisa kuatasi, tapi bagaimana rasa sakit dihatiku?
Aku kembali melihat ahrin yang sedang duduk dihadapanku sambil membaca sebuah Novel, aku benar-benar bahagia. Aku ingin disaat-saat terakhirku ini aku bisa bersamanya tapi…
Aku melihat kyujong duduk disamping ahrin, ahrin tampak begitu bahagia saat kedatangan kyujong. Kyujong mendaratkan sebuah ciuman mesra di pipi ahrin.
Inilah rasa sakit yang terus membuatku terpuruk dengan keadaanku, aku sangat mencintai ahrin tapi ahrin sudah milik kyujong. My Best Friend.
Aku tidak mungkin merebut ahrin darinya.
……
Sekarang, aku sedang terbaring dikamarku sambil menatap photo-photo ahrin yang banyak tertempel dikamarku. Aku memang suka dunia fotografer, apalagi jika objeknya adalah ahrin. Lihatlah disetiap inchi kamarku slalu dipenuhi foto atau apapun yang berhubungan dengan ahrin. Dari mulai buku kesukaannya, aku ingin membaca setiap buku yang ahrin baca dengan begitu aku tahu apa yang ahrin tahu dari buku-bukunya.
Ahrin sangat suka warna hijau, boneka Mickey Mouse, hmmm semua tentangnya aku tahu bahkan ukuran baju dan sepatunyapun aku tahu.
Tapi percuma saja, aku hanya bisa menjadi penggemar rahasia yang slalu mengiriminya surat dan barang-barang sebagai hadiah.
Awal aku bertemu dengan ahrin saat kyujong mengajakku ke fakultas ahrin ,saat pertama melihatnya jantungku berdebar dengan cepat, aku sulit bernafas dan tubuhku terasa sangat bergairah tapi aku harus menahan semua gejolak cinta dihatiku karena kyujong sudah menyukai ahrin lebih dulu. Sejak saat itu aku mulai menyukainya, yah bisa dibilang ‘cinta pada pandangan pertama’ tapi sebelum mekar dan berkembang cinta itu tidak boleh tumbuh.
Cintaku kepada ahrin bagaikan tumbuhan liar, semakin dimusnahkan semakin menjalar kemana-mana. Aku benar-benar tidak bisa melupakannya. Mungkin jika namjachingu ahrin bukanlah kyujong, aku sudah membunuhnya dan membawa ahrin kabur.
Buru-buru aku melenyapkan pikiran itu, bagaimanapun aku harus bersyukur karena orang yang sangat kucintai masih peduli padaku.
Detik demi detik kemudian, aku mulai kembali memikirkan penyakit yang bersarang ditubuhku! Sampai kapankah aku bisa bertahan? Sampai kapankah aku bisa melihat wajah dan senyum ahrin? Tidak ada satupun orang yang aku beritahu tentang ini, tapi aku ingin memberitahu ahrin. Aku ingin sekali memberitahunya dengan harapan ia akan lebih perhatian padaku! Apa itu salah?
Aku mengambil sebuah kertas putih berukuran A4, aku menuliskan beberapa planning rencana kedepan. Aku berfikir keras tapi entah kenapa hanya satu yang kupikirkan. Menghabiskan hari-hari terakhirku dengan ahrin. Apakah aku Gila?
Ya Tuhan, bisakah kau mengabulkan Doaku? Aku benar-benar ingin bersama ahrin disaat-saat terakhirku, aku ingin berdua dengannya dan meluapkan seluruh perasaanku padanya sebelum aku mati! Hanya itu yang aku inginkan. Tidak terasa aku mulai mengeluarkan air mata.
Park ah rin, kenapa aku bisa sangat mencintaimu? Kenapa harus kau, yeoja yang membuatku tergila-gila? Kau membuatku sedih, senang, bahkan kau bisa sangat membuatku melayang karena bahagia dan menghempaskanku ketanah dan rasanya yang begitu sakit saat kau bersama kyujong. Sekarang siapa yang harus aku salahkan? Rasa cintaku? Atau rasa cinta mereka? Entahlah, perasaan ini membuatku sesak nafas.
Aku dapat merasakan sesuatu yang hangat mengalir dari hidungku, aku merabanya dengan tangan. Aku terkejut saat melihat tanganku ada noda darah. Apa ini? Aku mimisan?
Buru-buru aku mengambil Tisseu dan bercermin, aku mengelap darah yang mengalir itu dengan tissue. Tapi darahnya tidak mau berhenti terus mengalir, aku benar-benar panik! Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba seperti ini. “Arrrggghhhhttttt!!!!” teriakku saat merasakan sesuatu rasa sakit yang hebat mulai menyerang kepalaku, dengan kekuatan yang ada aku mengambil obat yang tergeletak dimeja.
“Arrgggttthhhh!!!” kepalaku terasa sakit sekali, bahkan aku menjatuhkan obat dan membuatnya berantakan. “AAArrrggghhhhtttt!!!” tubuhku ambruk, mataku mulai terasa gelap.
“Tuan Muda!!!!” aku masih bisa mendengar suara bibi Cho sebelum semuanya gelap…
>Heo Young Saeng PoV Ending
>Author PoV
Ahrin dan kyujong sedang menikmati sunset disepanjang aliran sungai Han sambil menikmati segelas Ice Tea yang segar. Ahrin menyandarkan kepalanya dibahu kyujong dan menutup matanya. “ahhh, setelah seharian jalan-jalan denganmu aku merasa sangat lelah!”
“Tapi kau tetap menikmatinya kan?” ahrin mengangguk. “Chagiya, aku boleh bertanya sesuatu!”
“Tentu saja!” ahrin menatap kyujong serius.
“Apa selama ini kau bahagia saat bersamaku?”
Ahrin tersenyum dan mengenggam tangan kyujong erat. “Kenapa kau tanyakan itu? Seharusnya kau bisa menilainya sendiri kyuei! Naneun neomu hangbokhae”
Kyujong menatap mata ahrin dalam-dalam, dengan lembut ia mulai mencium bibir ahrin. Inilah kyujong, saat ia sedang kencan ia tidak akan pernah memikirkan banyak orang, seperti sekarang mereka berdua sedang berciuman padahal banyak orang yang berlalu lalang dihadapan mereka.
Tiba-tiba ponsel kyujong berdering, membuat kyujong menghentikan aktifitasnya. “Siapa Kyu?”
“Mm HyunJoong Hyung, Chakanman.” Kyujong menempelkan ponselnya tepat ditelinga kanannya. “Yeobseyeo Hyung, ada apa?”
“Young Saeng!! Dia ada di UGD sekarang!!”
“Mwo?” Ucap kyujong terkejut. “Bagaimana bisa?”
“Iya, ternyata YoungSaeng mengidap penyakit Kanker otak stadium akhir!”
“Mwo?” jantung kyujong serasa mencelos. Yang ia tahu selama ini youngsaeng baik-baik saja, tapi kenapa tiba-tiba ia menderita kanker otak bahkan sudah stadium akhir. “Baiklah Hyung, aku akan segera kesana bersama ahrin!”
“Kyuei, ada apa? Kenapa wajahmu berubah!”
“Kita harus segera kerumah sakit Chagii, YoungSaeng sedang berada di UGD!!” tanpa memperdulikan ahrin yang tampak shock, kyujong langsung menarik tangan ahrin menuju Seoul Hospital tempat young saeng berada.
…
HyunJoong, JungMin, HyungJun, KyuJong dan ahrin tampak menunggu didepan ruang UGD dengan tatapan cemas. Meraka semua sama-sama terkejut dengan berita ini, mereka ber-5 tidak ada yang tahu kalau youngsaeng sedang mengidap penyakit kanker otak dan sudah stadium akhir pula.
“Kenapa youngsaeng Hyung bisa seperti ini? Bukankah selama ini dia baik-baik saja?!?” Tanya hyungjun yang terlihat masih menahan tangisannya.
“Entahlah, kita semua kaget mendengarnya Jun.” jawab kyujong yang menggenggam tangan ahrin erat.
“Kenapa dia melakukan ini? Kenapa dia tidak menceritakan ini kepada kita? Kita ini sahabat, tapi kenapa dia tega tidak memberitahu kita tentang ini?” JungMin ikut angkat bicara.
“Mungkin youngsaeng punya sebuah alasan yang kuat sehingga ia tidak menceritakannya pada kita!” ucap hyunjoong bijak. “Yang bisa kita lakukan hanya berdoa agar dia bisa selamat dari maut!”
Tiba-tiba bibi Cho datang dan memberikan secarik kertas pada mereka ber-5. “Ini bibi temukan dikamar tuan muda, mungkin ini keinginan terakhirnya.”
HyunJoong menerima kertas itu.
Aku ingin sekali menghabiskan ulang tahunku nanti bersama ahrin.
Hanya bersama ahrin, orang yang kucintai!
Sekarang semua mata tertuju pada ahrin, kyujong menatap ahrin penuh arti.
Ahrin mengambil kertas itu dan membacanya. “A…pa i…ni?”
Kyujong tampak tertunduk, ia memegang kepalanya.
“Jadi selama ini youngsaeng Hyung menyukai ahrin!” ucap hyungjun tak percaya.
“Kenapa aku bodoh sekali!! Aku bahkan tidak tahu kalau youngsaeng menyukai ahrin, bahkan aku bermesraan dengan ahrin dihadapan youngsaeng!! Youngsaeng mianhe!” KyuJong mulai menangis.
Kenyataan ini, benar-benar mengejutkan. Ternyata youngsaeng benar-benar orang yang tertutup, sekarang mereka ber-5 hanya bisa meratap sedih. Terutama kyujong, ia benar-benar merasa sangat bersalah. Ia merasa sudah sangat menyakiti perasaan youngsaeng selama ini, ia merasa ia adalah sahabat terburuk didunia.
Beberapa saat kemudian, keluarlah seorang dokter dari ruang UGD.
“Dok, bagaimana keadaan YoungSaeng?”
“Tuan Heo baik sekarang, tapi kami tidak tahu nanti. Dia sudah dipindahkan, kalian boleh menjenguknya!”
Mereka ber-5 masuk kesebuah ruangan tempat youngsaeng dirawat. Youngsaeng tampak tersenyum menyambut kedatangan mereka.
“Youngsaeng Hyung!!” ucap hyungjun dan jungmin bersamaan.
“Kau tidak apa-apa youngsaeng?” Tanya hyunjoong khawatir.
Youngsaeng mengangguk lemah. “Tentu saja, akukan orang yang kuat. Tenanglah!”
Kyujong menunjukkan secarik kertas yang telah ia remas-remas tadi. “YoungSaeng, apa maksudnya dengan ini?!!”
Youngsaeng tampak sangat terkejut, ia benar-benar tidak menyangka kalau surat itu bisa ada ditangan kyujong. “Itu…?!”
“Jawab!!!!” Tanya kyujong semakin tegas.
Ahrin menarik tangan kyujong. “Kyujongie, kau ini apa-apaan?”
Kyujong menepis tangan ahrin. Lalu menatap youngsaeng dalam. “Kau menyukainya youngsaeng? Menyukai yeojachinguku?!”
Youngsaeng tesudut, ia mengangguk lemah. “Aku memang menyukainya! Wae? Kau keberatan!”
“Lalu apa maksudnya dengan kata-kata ini? Kenapa kau ingin menghabiskan saat-saat terakhirmu dengan ahrin?”
“aku mencintai ahrin, selama ini aku slalu merasa sakit dikepalaku karena kanker otak yang menggerogoti tubuhku! Tapi aku masih bisa menahannya, tapi rasa sakit yang kurasakan karena melihatmu bersama ahrin, itu lebih membuatku sakit dan aku tidak bisa menahannya! Kemarin saat aku diam menyendiri dikamar dan memikirkan apa yang akan aku lakukan disaat-saat terakhirku, aku terus berfikir tapi hanya satu yang ada diotakku dan itulah yang kutulis, aku hanya ingin bisa merasakan kebahagian dihari-hari terakhirku kyuei!!”
“ARRGGGhhh!!!” Kyujong keluar dan membanting pintu dengan keras. Lalu ia terduduk disalah satu kursi. “Aku tidak akan bisa membiarkan ahrin berdua saja dengan youngsaeng!! Walaupun ia sahabatku!”
Tiba-tiba secara tidak sengaja, kyujong mendengar percakapan para dokter yang melintas dihadapannya. Para dokter itu tengah membicarakan kenyataan kalau hidup youngsaeng tidak lama lagi.
Benarkah itu? Benarkah hidup youngsaeng tidak lama lagi!!
Tiba-tiba ahrin datang. “Kenapa kau tega sekali kyuei?!? Kenapa kau berbicara keras-keras seperti itu? Dia sedang sakit!”
Kyujong berdiri. “Aku hanya terbawa emosi, aku terlalu mempercayainya selama ini. Dan ternyata, aku telah melukai perasaan sahabatku yang telah mengorbankan perasaannya demi aku! Kita harus mengabulkan permintaannya yang terakhir!!”
Mata ahrin terbelalak. “Maksudmu?!?”
Kyujong menatap mata ahrin dalam. “Bukankah besok hari ulang tahunnya? Kita harus mewujudkan permintaannya, kau harus pergi kesuatu tempat berdua dengan youngsaeng hyung!”
“Neo Michyo? Kau akan membiarkanku pergi berdua saja dengan youngsaeng oppa?”
“Chagiya, apa kau tidak kasihan padanya? Selama ini kita terus menyiksanya, aku yakin youngsaeng akan menjagamu seperti aku menjagamu! Bahagiakanlah dia disaat-saat terakhirnya!”
Ahrin menangis, ia memeluk tubuh namjachingunya erat. “Aku akan melakukannya kyujong, aku melakukannya demi dirimu. Demi menebus kesalahan kita selama ini!!”
…
Pagi-pagi sekali ahrin sudah datang ke kamar tempat youngsaeng dirawat, setelah sebelumnya ia pergi kerumah youngsaeng untuk mengambil baju-baju youngsaeng yang akan dibawa selama pergi nanti. Ahrin juga telah meminta beberapa obat kepada dokter yang menangani youngsaeng, semula para dokter tidak mengijinkan ahrin untuk membawa youngsaeng. Tapi, ahrin telah menjelaskan semuanya dan akhirnya ia mendapatkan ijin.
Ahrin membelai kepala youngsaeng lembut. Tidak lama kemudian youngsaeng membuka matanya, ia benar-benar terlihat terkejut. “Ahrin?”
Ahrin tersenyum. “Kita akan pergi berlibur oppa. Ireonna, kita harus cepat!”
“Pergi? Kemana?!”
“Oppa akan tahu nanti, suster tolong cabut jarum infuse dari tangan youngsaeng oppa yah!!”
Setelah menyiapkan semuanya, mereka berdua sudah ada didalam mobil dengan supir pribadi yang siap mengantarkan mereka kemana saja!.
“Sekarang, tempat apa yang paling ingin oppa datangi?”
“eoh? aku ingin sekali pergi kepantai bersamamu!” jawab youngsaeng malu-malu.
“Baiklah kita akan kepantai!!”
Setelah menempuh perjalanan yang sangat-sangat melelahkan mereka telah sampai disebuah pantai yang cukup jauh dari hiruk pikuk keramaian, ahrin dan youngsaeng tampak sedang memesan sebuah tempat tinggal sementara.
“Kami pesan dua kamar!”
“maaf, kamarnya tinggal satu! Beberapa kamar yang lain sedang diperbaiki!”
Ahrin dan youngsaeng tampak saling pandang. “Bagaimana ahrin? Apa kita akan cari tempat lain?”
“sudahlah youngsaeng oppa tidak apa-apa kita pesan saja yang ini, oppa sudah terlihat kecapekan. Kami pesan yang itu saja ahjumma. Ini uangnya!” ahrin memberi beberapa lembar uang won untuk menyewa sebuah kamar untuk beberapa hari.
Mereka berdua memasuki sebuah kamar yang ditunjukkan ahjumma tadi. Ahrin tampak menaruh kopernya dan duduk ditepi tempat tidur.
“hmm kamarnya nyaman sekali!!” serunya semangat.
Youngsaeng tampak salah tingkah. “hm aku akan tidur disofa nanti, istirahatlah ditempat tidur.”
“Tidak usah oppa, tempat tidur ini cukup besar untuk kita berdua! Oppa harus menjaga kesehatan oppa.” Ahrin tampak melihat jam didinding. “Oppa lapar? Bagaimana kalau kita makan bekal yang telah kubuat dipantai?”
“pantai? Boleh juga”
AhRin membawa beberapa kotak bekal ditangannya dan menggandeng tangan youngsaeng menuju pantai.
>Author PoV ending
>Heo Young Saeng PoV
Apa ini bukan mimpi? Kini aku tengah menikmati bekal berdua dengan ahrin. Ahrin, dia ada dihadapanku dan menyiapkan makanan hanya untukku.
“Ayo dimakan oppa” dia tersenyum, senyum yang hanya ditunjukkan untukku.
Aku mengangguk dan mulai makan sambil sesekali menatap ahrin yang juga sedang makan. Ahrin begitu manis saat rambutnya berkibar-kibar ditiup angin laut yang berhembus.
Setelah menghabiskan bekal kami, ahrin membuka tas kecilnya dan mengeluarkan beberapa kotak yang berisi obat.
“Oppa harus minum obat biar oppa bisa sehat!”
Aku mengambil beberapa obat ditangan ahrin dan meminumnya, dengan perhatiannya ahrin membantuku untuk minum.
“Kalau sudah minum obat kita bisa bermain-main” ia tersenyum bahagia. Ya Tuhan benarkah senyum itu ditunjukkan hanya untukku?
“Ahrin-ah, Gomawo!”
Ia mengangguk dan menarik tanganku, dan kami berdua berlari beriringan dipantai. Kami menghabiskan waktu dengan bermain sepuasnya, membuat istana pasir, dan berfoto. Naneun neomu hangbokhae.
Kenapa disaat yang sangat bahagia ini selalu berjalan dengan cepat! Tau-tau, matahari sudah mulai terbenam. Aku dan ahrin duduk dipantai dan menikmati sunset yang mulai menampakkan keindahannya. Aku menatap ahrin lekat-lekat, wajahnya tidak berubah sedikitpun masih seceria tadi pagi. Tiba-tiba ahrin memergoki tengah memandangnya dalam. “waeyo oppa?”
Aku langsung memalingkan wajahku, wajahku mulai terasa panas. Pasti wajahku memerah sekarang. “A…ni”
“Oppa lihatlah, pemandangan dihadapan kita benar-benar indah bukan?”
Aku memandang kearah depan, memangdang matahari yang perlahan-lahan mulai menghilang. “Neomu yeoppeo.”
“Oppa masih inginkan melihat semua keindahan ini?” tanyanya padaku.
Aku menatap ahrin, ahrin juga menatapku. “Berjuanglah, lawanlah penyakitmu! Kau harus sembuh, seberapapun kemungkinannya yang penting kau harus berusaha agar dirimu bisa sehat! Kau harus tetap hidup oppa!”
Tatapan mata ahrin benar-benar tulus, baru kali ini aku bisa menatap matanya yang bening. Bisakah aku berusaha untuk hidup? Bahkan dokterpun sudah menyerah dengan keadaanku ini. Aku tersenyum. “Hanya kau yang membuat hidupku yang gelap menjadi terang, aku akan berusaha!”
“Oh iya saengil Chukkaeyeo”
Ahrin tersenyum lagi. “Ne, Gomawo yasudah ayo kita kembali, aku capek!” ahrin menarik tanganku dan kamipun kembali kepenginapan yang kami pesan.
Sepanjang malam kami terus berbincang-bincang, sangat menyenangkan bisa mengobrol banyak dengan ahrin. Ternyata ahrin sangat humoris, membuat suasana dikamar ini menjadi hangat! Tidak terasa malampun semakin larut, waktunya kami untuk tidur.
“Oppa aku akan tidur disofa saja yah?” ahrin mengambil bantal.
“Tidak, aku yang akan tidur disofa! Kau saja yang tidur di tempat tidur”
“Oppa lebih membutuhkannya, oppa harus tidur disana!!” ahrin sudah menaruh bantal disofa.
“Aku tidak akan tidur kalau kau tidur disofa!!” aku tidak akan membiarkannya pegal-pegal saat bangun nanti.
Ahrin terlihat menghela nafas panjang. “Baiklah, kita berdua akan tidur ditempat tidur!!” ahrin mengambil bantalnya lagi dan menaruhnya ditempat tidur. Lalu ia berjalan kekopernya dan mengambil obat. “Sebelum tidur oppa harus minum obat! Aku tidur duluan yah!” ahrin membaringkan tubuhnya.
Aku menatap beberapa obat di tangaku, lalu aku membuangnya ketampat sampah. Setelah kebahagian ini aku tidak ingin merasakan sakit hati lagi, jadi lebih baik aku mati!.
Aku tidur disampingnya, sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Kini kepalaku mulai terasa sakit, hidungku juga mulai mengeluarkan darah segar! Ya Tuhan, kenapa kau datangkan penyakit saat ini. Kuatkanlah aku, paling tidak untuk beberapa saat lagi!.
Waktu berlalu begitu lama, aku menatap wajah ahrin yang tengah terlelap dihadapanku. Wajah cantik ini, apa aku akan segera meninggalkannya? Apa aku akan pergi meninggalkan ahrin? Andai saja aku adalah milik ahrin dan ahrin hanya milikku mungkin aku akan bertahan hidup!
Aku kembali melihat jam, jam sudah menunjukkan pukul 05.00, aku menggoyang-goyangkan tubuh ahrin pelan. “Ahrin ireonna…”
Ahrin menggeliyatkan tubuhnya sebelum ia membuka mata. “Ada apa oppa? Apa oppa sakit?”
Aku menggeleng. “Aku ingin melihat matahari terbit! Ireonna, ne?”
“Bukankah ini masih terlalu pagi oppa?”
“Gwaenchana. Ireonna…”
Ahrin mengangguk, ia menegapkan tubuhnya. “Aku cuci muka dulu yah!” ahrin berjalan kekamar mandi. Beberapa saat ia pun keluar. Lalu ia mengambil sebuah jacket dan memakaikannya padaku. “Udara diluar dingin, oppa harus memakai ini agar tetap hangat!”
Aku mengangguk. “Gomawo. Kajja”
…
Kami berduapun telah sampai di pantai, sekarang kepalaku benar-benar sudah terasa sangat sakit. Kuat youngsaeng!! Kau harus kuat!!
Kami berdua duduk diatas pasir pantai yang masih terasa dingin, ahrin terlihat menguap beberapa kali. “Iya kan oppa! Ini masih terlalu pagi untuk melihat sunrise…”
“Mianhe” ayo youngsaeng kau harus menyatakn perasaanmu padanya!!! Lakukan!!! “Ahrin…”
“Ne oppa, wae?” ia menatapku lembut.
Aisshhh jantungku berdetak dengan cepat! Kepalaku terasa semakin sakit! Mungkin kalau tidak ada wajah teduh ahrin aku sudah mati daritadi. “Saranghaeyeo!”
Mata ahrin membulat. “Aku sudah tahu oppa, dan aku menghargainya. Tapi yang seperti oppa tahu, aku tidak bisa membalas cintamu. Mianhe”
Rasa sakit ini, rasa sakit yang sejak kemarin belum kurasakan. “Gwaenchana. Keundae, gomawo.”
“Untuk apa?” tanyanya bingung.
Aku menatap kearah pantai yang mulai memburatkan warna oranye yang khas. “Gomawo, kau telah memberikan kenangan yang indah. Kau telah membuat hidupku yang selama ini gelap gulita menjadi sedikit bercahaya. Walau aku tahu kau terpaksa melakukan ini hanya karena penyakitku!”
“Apa yang kau bicarakan? Aku hanya membahagiakanmu karena aku peduli padamu oppa, aku sama sekali tidak terpaksa. Berhentilah berfikir yang negative, itu akan membuatmu stress dan menghambat kesembuhanmu!”
“Sembuh?” kini aku menatapnya dalam-dalam. “Kau tahu ahrin? Bahkan dokterpun sudah menyerah untuk menyembuhkan penyakitku! Jadi untuk apa aku berharap akan kesembuhanku!! Kematian akan segera menjemputku!!!”
Tiba-tiba saja ahrin menamparku. Apa ini? Kenapa ahrin menangis?
“Kenapa kau berbicara seperti itu?!! Apa dokter itu Tuhan? Eoh? kau harus sembuh oppa!! Kami semua menyayangimu dan tidak mau kehilanganmu!!”
Tangis itu… “Arrgggghhhhttttt!!!!” lagi-lagi rasa sakit ini, rasa sakit dikepalaku. “ARrgggghhhhtttt!!!” rasanya sakit sekali.
“Oppa? Apa yang terjadi!!”
“Arrrgggghhhttt!!” aku memegangi kepalaku yang mulai berdenyut-denyut tak karuan. Aku juga sudah bisa merasakan kalau hidungku mulai mengeluarkan darah.
>Heo Young Saeng PoV Ending
>Author PoV
Heo young saeng mulai meraung-raung kesakitan, hidungnya juga mulai mengeluarkan darah. Ahrin benar-benar panic, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
“Oppa!!” ahrin memangku kepala youngsaeng. “Oppa bertahanlah!! Tolong… Tolong…”
Youngsaeng memegang tangan ahrin lalu ia menggelengkan kepalanya. “A…ku ha…nya ingin ber…dua denganmu. Di…saat saat ter…akhir ini!”
“Oppa Jebbal jangan bicara seperti itu.” Ahrin membelai kepala youngsaeng. “Bertahanlah!!”
Youngsaeng tersenyum. “Gomawo un…tuk se…mua…nya. Kau te…lah men…jadikan hari ulang ta…hun ter…a…khirku ini men…jadi ha…ri u…lang ta…hun ter…indah! Ahrin, aku boleh minta satu hal?” ahrin hanya bisa menangis melihat youngsaeng yang mulai mengeluarkan darah dari mulutnya.
Ahrin mengangguk. “A…ku i…ngin kau men…cium ke…ning…ku ahrin!”
Tanpa berbicara lagi. Ahrin langsung mencium kening youngsaeng lembut.
“Go…ma…wo… a…ku bi…sa per…gi de…ngan tenang!”
“Oppa bertahanlah!!”
“Saranghae!” youngsaengpun menutup matanya, tertidur untuk selamanya.
“Youngsaeng Oppaaaaa!!!”
>Ending

Author: PrettieSS501
Cast:
Heo Young Saeng
Park Ah Rin
Other Member SS501
Genre: Sad
>Heo Young Saeng PoV
Aku dapat melihat seorang yeoja yang sangat aku cintai ada dihadapanku, yeoja yeppeo itu tengah tersenyum sangat bahagia. Wajahnya yang cantik membuatku tergila-gila.
Tapi aku jadi teringat kata dokter pribadiku kemarin. Huh, aku mengidap kanker otak stadium akhir dan itu membuat hidupku tinggal menghitung hari. Mungkin, rasa sakit yang menyerang kepalaku masih bisa kuatasi, tapi bagaimana rasa sakit dihatiku?
Aku kembali melihat ahrin yang sedang duduk dihadapanku sambil membaca sebuah Novel, aku benar-benar bahagia. Aku ingin disaat-saat terakhirku ini aku bisa bersamanya tapi…
Aku melihat kyujong duduk disamping ahrin, ahrin tampak begitu bahagia saat kedatangan kyujong. Kyujong mendaratkan sebuah ciuman mesra di pipi ahrin.
Inilah rasa sakit yang terus membuatku terpuruk dengan keadaanku, aku sangat mencintai ahrin tapi ahrin sudah milik kyujong. My Best Friend.
Aku tidak mungkin merebut ahrin darinya.
……
Sekarang, aku sedang terbaring dikamarku sambil menatap photo-photo ahrin yang banyak tertempel dikamarku. Aku memang suka dunia fotografer, apalagi jika objeknya adalah ahrin. Lihatlah disetiap inchi kamarku slalu dipenuhi foto atau apapun yang berhubungan dengan ahrin. Dari mulai buku kesukaannya, aku ingin membaca setiap buku yang ahrin baca dengan begitu aku tahu apa yang ahrin tahu dari buku-bukunya.
Ahrin sangat suka warna hijau, boneka Mickey Mouse, hmmm semua tentangnya aku tahu bahkan ukuran baju dan sepatunyapun aku tahu.
Tapi percuma saja, aku hanya bisa menjadi penggemar rahasia yang slalu mengiriminya surat dan barang-barang sebagai hadiah.
Awal aku bertemu dengan ahrin saat kyujong mengajakku ke fakultas ahrin ,saat pertama melihatnya jantungku berdebar dengan cepat, aku sulit bernafas dan tubuhku terasa sangat bergairah tapi aku harus menahan semua gejolak cinta dihatiku karena kyujong sudah menyukai ahrin lebih dulu. Sejak saat itu aku mulai menyukainya, yah bisa dibilang ‘cinta pada pandangan pertama’ tapi sebelum mekar dan berkembang cinta itu tidak boleh tumbuh.
Cintaku kepada ahrin bagaikan tumbuhan liar, semakin dimusnahkan semakin menjalar kemana-mana. Aku benar-benar tidak bisa melupakannya. Mungkin jika namjachingu ahrin bukanlah kyujong, aku sudah membunuhnya dan membawa ahrin kabur.
Buru-buru aku melenyapkan pikiran itu, bagaimanapun aku harus bersyukur karena orang yang sangat kucintai masih peduli padaku.
Detik demi detik kemudian, aku mulai kembali memikirkan penyakit yang bersarang ditubuhku! Sampai kapankah aku bisa bertahan? Sampai kapankah aku bisa melihat wajah dan senyum ahrin? Tidak ada satupun orang yang aku beritahu tentang ini, tapi aku ingin memberitahu ahrin. Aku ingin sekali memberitahunya dengan harapan ia akan lebih perhatian padaku! Apa itu salah?
Aku mengambil sebuah kertas putih berukuran A4, aku menuliskan beberapa planning rencana kedepan. Aku berfikir keras tapi entah kenapa hanya satu yang kupikirkan. Menghabiskan hari-hari terakhirku dengan ahrin. Apakah aku Gila?
Ya Tuhan, bisakah kau mengabulkan Doaku? Aku benar-benar ingin bersama ahrin disaat-saat terakhirku, aku ingin berdua dengannya dan meluapkan seluruh perasaanku padanya sebelum aku mati! Hanya itu yang aku inginkan. Tidak terasa aku mulai mengeluarkan air mata.
Park ah rin, kenapa aku bisa sangat mencintaimu? Kenapa harus kau, yeoja yang membuatku tergila-gila? Kau membuatku sedih, senang, bahkan kau bisa sangat membuatku melayang karena bahagia dan menghempaskanku ketanah dan rasanya yang begitu sakit saat kau bersama kyujong. Sekarang siapa yang harus aku salahkan? Rasa cintaku? Atau rasa cinta mereka? Entahlah, perasaan ini membuatku sesak nafas.
Aku dapat merasakan sesuatu yang hangat mengalir dari hidungku, aku merabanya dengan tangan. Aku terkejut saat melihat tanganku ada noda darah. Apa ini? Aku mimisan?
Buru-buru aku mengambil Tisseu dan bercermin, aku mengelap darah yang mengalir itu dengan tissue. Tapi darahnya tidak mau berhenti terus mengalir, aku benar-benar panik! Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba seperti ini. “Arrrggghhhhttttt!!!!” teriakku saat merasakan sesuatu rasa sakit yang hebat mulai menyerang kepalaku, dengan kekuatan yang ada aku mengambil obat yang tergeletak dimeja.
“Arrgggttthhhh!!!” kepalaku terasa sakit sekali, bahkan aku menjatuhkan obat dan membuatnya berantakan. “AAArrrggghhhhtttt!!!” tubuhku ambruk, mataku mulai terasa gelap.
“Tuan Muda!!!!” aku masih bisa mendengar suara bibi Cho sebelum semuanya gelap…
>Heo Young Saeng PoV Ending
>Author PoV
Ahrin dan kyujong sedang menikmati sunset disepanjang aliran sungai Han sambil menikmati segelas Ice Tea yang segar. Ahrin menyandarkan kepalanya dibahu kyujong dan menutup matanya. “ahhh, setelah seharian jalan-jalan denganmu aku merasa sangat lelah!”
“Tapi kau tetap menikmatinya kan?” ahrin mengangguk. “Chagiya, aku boleh bertanya sesuatu!”
“Tentu saja!” ahrin menatap kyujong serius.
“Apa selama ini kau bahagia saat bersamaku?”
Ahrin tersenyum dan mengenggam tangan kyujong erat. “Kenapa kau tanyakan itu? Seharusnya kau bisa menilainya sendiri kyuei! Naneun neomu hangbokhae”
Kyujong menatap mata ahrin dalam-dalam, dengan lembut ia mulai mencium bibir ahrin. Inilah kyujong, saat ia sedang kencan ia tidak akan pernah memikirkan banyak orang, seperti sekarang mereka berdua sedang berciuman padahal banyak orang yang berlalu lalang dihadapan mereka.
Tiba-tiba ponsel kyujong berdering, membuat kyujong menghentikan aktifitasnya. “Siapa Kyu?”
“Mm HyunJoong Hyung, Chakanman.” Kyujong menempelkan ponselnya tepat ditelinga kanannya. “Yeobseyeo Hyung, ada apa?”
“Young Saeng!! Dia ada di UGD sekarang!!”
“Mwo?” Ucap kyujong terkejut. “Bagaimana bisa?”
“Iya, ternyata YoungSaeng mengidap penyakit Kanker otak stadium akhir!”
“Mwo?” jantung kyujong serasa mencelos. Yang ia tahu selama ini youngsaeng baik-baik saja, tapi kenapa tiba-tiba ia menderita kanker otak bahkan sudah stadium akhir. “Baiklah Hyung, aku akan segera kesana bersama ahrin!”
“Kyuei, ada apa? Kenapa wajahmu berubah!”
“Kita harus segera kerumah sakit Chagii, YoungSaeng sedang berada di UGD!!” tanpa memperdulikan ahrin yang tampak shock, kyujong langsung menarik tangan ahrin menuju Seoul Hospital tempat young saeng berada.
…
HyunJoong, JungMin, HyungJun, KyuJong dan ahrin tampak menunggu didepan ruang UGD dengan tatapan cemas. Meraka semua sama-sama terkejut dengan berita ini, mereka ber-5 tidak ada yang tahu kalau youngsaeng sedang mengidap penyakit kanker otak dan sudah stadium akhir pula.
“Kenapa youngsaeng Hyung bisa seperti ini? Bukankah selama ini dia baik-baik saja?!?” Tanya hyungjun yang terlihat masih menahan tangisannya.
“Entahlah, kita semua kaget mendengarnya Jun.” jawab kyujong yang menggenggam tangan ahrin erat.
“Kenapa dia melakukan ini? Kenapa dia tidak menceritakan ini kepada kita? Kita ini sahabat, tapi kenapa dia tega tidak memberitahu kita tentang ini?” JungMin ikut angkat bicara.
“Mungkin youngsaeng punya sebuah alasan yang kuat sehingga ia tidak menceritakannya pada kita!” ucap hyunjoong bijak. “Yang bisa kita lakukan hanya berdoa agar dia bisa selamat dari maut!”
Tiba-tiba bibi Cho datang dan memberikan secarik kertas pada mereka ber-5. “Ini bibi temukan dikamar tuan muda, mungkin ini keinginan terakhirnya.”
HyunJoong menerima kertas itu.
Aku ingin sekali menghabiskan ulang tahunku nanti bersama ahrin.
Hanya bersama ahrin, orang yang kucintai!
Sekarang semua mata tertuju pada ahrin, kyujong menatap ahrin penuh arti.
Ahrin mengambil kertas itu dan membacanya. “A…pa i…ni?”
Kyujong tampak tertunduk, ia memegang kepalanya.
“Jadi selama ini youngsaeng Hyung menyukai ahrin!” ucap hyungjun tak percaya.
“Kenapa aku bodoh sekali!! Aku bahkan tidak tahu kalau youngsaeng menyukai ahrin, bahkan aku bermesraan dengan ahrin dihadapan youngsaeng!! Youngsaeng mianhe!” KyuJong mulai menangis.
Kenyataan ini, benar-benar mengejutkan. Ternyata youngsaeng benar-benar orang yang tertutup, sekarang mereka ber-5 hanya bisa meratap sedih. Terutama kyujong, ia benar-benar merasa sangat bersalah. Ia merasa sudah sangat menyakiti perasaan youngsaeng selama ini, ia merasa ia adalah sahabat terburuk didunia.
Beberapa saat kemudian, keluarlah seorang dokter dari ruang UGD.
“Dok, bagaimana keadaan YoungSaeng?”
“Tuan Heo baik sekarang, tapi kami tidak tahu nanti. Dia sudah dipindahkan, kalian boleh menjenguknya!”
Mereka ber-5 masuk kesebuah ruangan tempat youngsaeng dirawat. Youngsaeng tampak tersenyum menyambut kedatangan mereka.
“Youngsaeng Hyung!!” ucap hyungjun dan jungmin bersamaan.
“Kau tidak apa-apa youngsaeng?” Tanya hyunjoong khawatir.
Youngsaeng mengangguk lemah. “Tentu saja, akukan orang yang kuat. Tenanglah!”
Kyujong menunjukkan secarik kertas yang telah ia remas-remas tadi. “YoungSaeng, apa maksudnya dengan ini?!!”
Youngsaeng tampak sangat terkejut, ia benar-benar tidak menyangka kalau surat itu bisa ada ditangan kyujong. “Itu…?!”
“Jawab!!!!” Tanya kyujong semakin tegas.
Ahrin menarik tangan kyujong. “Kyujongie, kau ini apa-apaan?”
Kyujong menepis tangan ahrin. Lalu menatap youngsaeng dalam. “Kau menyukainya youngsaeng? Menyukai yeojachinguku?!”
Youngsaeng tesudut, ia mengangguk lemah. “Aku memang menyukainya! Wae? Kau keberatan!”
“Lalu apa maksudnya dengan kata-kata ini? Kenapa kau ingin menghabiskan saat-saat terakhirmu dengan ahrin?”
“aku mencintai ahrin, selama ini aku slalu merasa sakit dikepalaku karena kanker otak yang menggerogoti tubuhku! Tapi aku masih bisa menahannya, tapi rasa sakit yang kurasakan karena melihatmu bersama ahrin, itu lebih membuatku sakit dan aku tidak bisa menahannya! Kemarin saat aku diam menyendiri dikamar dan memikirkan apa yang akan aku lakukan disaat-saat terakhirku, aku terus berfikir tapi hanya satu yang ada diotakku dan itulah yang kutulis, aku hanya ingin bisa merasakan kebahagian dihari-hari terakhirku kyuei!!”
“ARRGGGhhh!!!” Kyujong keluar dan membanting pintu dengan keras. Lalu ia terduduk disalah satu kursi. “Aku tidak akan bisa membiarkan ahrin berdua saja dengan youngsaeng!! Walaupun ia sahabatku!”
Tiba-tiba secara tidak sengaja, kyujong mendengar percakapan para dokter yang melintas dihadapannya. Para dokter itu tengah membicarakan kenyataan kalau hidup youngsaeng tidak lama lagi.
Benarkah itu? Benarkah hidup youngsaeng tidak lama lagi!!
Tiba-tiba ahrin datang. “Kenapa kau tega sekali kyuei?!? Kenapa kau berbicara keras-keras seperti itu? Dia sedang sakit!”
Kyujong berdiri. “Aku hanya terbawa emosi, aku terlalu mempercayainya selama ini. Dan ternyata, aku telah melukai perasaan sahabatku yang telah mengorbankan perasaannya demi aku! Kita harus mengabulkan permintaannya yang terakhir!!”
Mata ahrin terbelalak. “Maksudmu?!?”
Kyujong menatap mata ahrin dalam. “Bukankah besok hari ulang tahunnya? Kita harus mewujudkan permintaannya, kau harus pergi kesuatu tempat berdua dengan youngsaeng hyung!”
“Neo Michyo? Kau akan membiarkanku pergi berdua saja dengan youngsaeng oppa?”
“Chagiya, apa kau tidak kasihan padanya? Selama ini kita terus menyiksanya, aku yakin youngsaeng akan menjagamu seperti aku menjagamu! Bahagiakanlah dia disaat-saat terakhirnya!”
Ahrin menangis, ia memeluk tubuh namjachingunya erat. “Aku akan melakukannya kyujong, aku melakukannya demi dirimu. Demi menebus kesalahan kita selama ini!!”
…
Pagi-pagi sekali ahrin sudah datang ke kamar tempat youngsaeng dirawat, setelah sebelumnya ia pergi kerumah youngsaeng untuk mengambil baju-baju youngsaeng yang akan dibawa selama pergi nanti. Ahrin juga telah meminta beberapa obat kepada dokter yang menangani youngsaeng, semula para dokter tidak mengijinkan ahrin untuk membawa youngsaeng. Tapi, ahrin telah menjelaskan semuanya dan akhirnya ia mendapatkan ijin.
Ahrin membelai kepala youngsaeng lembut. Tidak lama kemudian youngsaeng membuka matanya, ia benar-benar terlihat terkejut. “Ahrin?”
Ahrin tersenyum. “Kita akan pergi berlibur oppa. Ireonna, kita harus cepat!”
“Pergi? Kemana?!”
“Oppa akan tahu nanti, suster tolong cabut jarum infuse dari tangan youngsaeng oppa yah!!”
Setelah menyiapkan semuanya, mereka berdua sudah ada didalam mobil dengan supir pribadi yang siap mengantarkan mereka kemana saja!.
“Sekarang, tempat apa yang paling ingin oppa datangi?”
“eoh? aku ingin sekali pergi kepantai bersamamu!” jawab youngsaeng malu-malu.
“Baiklah kita akan kepantai!!”
Setelah menempuh perjalanan yang sangat-sangat melelahkan mereka telah sampai disebuah pantai yang cukup jauh dari hiruk pikuk keramaian, ahrin dan youngsaeng tampak sedang memesan sebuah tempat tinggal sementara.
“Kami pesan dua kamar!”
“maaf, kamarnya tinggal satu! Beberapa kamar yang lain sedang diperbaiki!”
Ahrin dan youngsaeng tampak saling pandang. “Bagaimana ahrin? Apa kita akan cari tempat lain?”
“sudahlah youngsaeng oppa tidak apa-apa kita pesan saja yang ini, oppa sudah terlihat kecapekan. Kami pesan yang itu saja ahjumma. Ini uangnya!” ahrin memberi beberapa lembar uang won untuk menyewa sebuah kamar untuk beberapa hari.
Mereka berdua memasuki sebuah kamar yang ditunjukkan ahjumma tadi. Ahrin tampak menaruh kopernya dan duduk ditepi tempat tidur.
“hmm kamarnya nyaman sekali!!” serunya semangat.
Youngsaeng tampak salah tingkah. “hm aku akan tidur disofa nanti, istirahatlah ditempat tidur.”
“Tidak usah oppa, tempat tidur ini cukup besar untuk kita berdua! Oppa harus menjaga kesehatan oppa.” Ahrin tampak melihat jam didinding. “Oppa lapar? Bagaimana kalau kita makan bekal yang telah kubuat dipantai?”
“pantai? Boleh juga”
AhRin membawa beberapa kotak bekal ditangannya dan menggandeng tangan youngsaeng menuju pantai.
>Author PoV ending
>Heo Young Saeng PoV
Apa ini bukan mimpi? Kini aku tengah menikmati bekal berdua dengan ahrin. Ahrin, dia ada dihadapanku dan menyiapkan makanan hanya untukku.
“Ayo dimakan oppa” dia tersenyum, senyum yang hanya ditunjukkan untukku.
Aku mengangguk dan mulai makan sambil sesekali menatap ahrin yang juga sedang makan. Ahrin begitu manis saat rambutnya berkibar-kibar ditiup angin laut yang berhembus.
Setelah menghabiskan bekal kami, ahrin membuka tas kecilnya dan mengeluarkan beberapa kotak yang berisi obat.
“Oppa harus minum obat biar oppa bisa sehat!”
Aku mengambil beberapa obat ditangan ahrin dan meminumnya, dengan perhatiannya ahrin membantuku untuk minum.
“Kalau sudah minum obat kita bisa bermain-main” ia tersenyum bahagia. Ya Tuhan benarkah senyum itu ditunjukkan hanya untukku?
“Ahrin-ah, Gomawo!”
Ia mengangguk dan menarik tanganku, dan kami berdua berlari beriringan dipantai. Kami menghabiskan waktu dengan bermain sepuasnya, membuat istana pasir, dan berfoto. Naneun neomu hangbokhae.
Kenapa disaat yang sangat bahagia ini selalu berjalan dengan cepat! Tau-tau, matahari sudah mulai terbenam. Aku dan ahrin duduk dipantai dan menikmati sunset yang mulai menampakkan keindahannya. Aku menatap ahrin lekat-lekat, wajahnya tidak berubah sedikitpun masih seceria tadi pagi. Tiba-tiba ahrin memergoki tengah memandangnya dalam. “waeyo oppa?”
Aku langsung memalingkan wajahku, wajahku mulai terasa panas. Pasti wajahku memerah sekarang. “A…ni”
“Oppa lihatlah, pemandangan dihadapan kita benar-benar indah bukan?”
Aku memandang kearah depan, memangdang matahari yang perlahan-lahan mulai menghilang. “Neomu yeoppeo.”
“Oppa masih inginkan melihat semua keindahan ini?” tanyanya padaku.
Aku menatap ahrin, ahrin juga menatapku. “Berjuanglah, lawanlah penyakitmu! Kau harus sembuh, seberapapun kemungkinannya yang penting kau harus berusaha agar dirimu bisa sehat! Kau harus tetap hidup oppa!”
Tatapan mata ahrin benar-benar tulus, baru kali ini aku bisa menatap matanya yang bening. Bisakah aku berusaha untuk hidup? Bahkan dokterpun sudah menyerah dengan keadaanku ini. Aku tersenyum. “Hanya kau yang membuat hidupku yang gelap menjadi terang, aku akan berusaha!”
“Oh iya saengil Chukkaeyeo”
Ahrin tersenyum lagi. “Ne, Gomawo yasudah ayo kita kembali, aku capek!” ahrin menarik tanganku dan kamipun kembali kepenginapan yang kami pesan.
Sepanjang malam kami terus berbincang-bincang, sangat menyenangkan bisa mengobrol banyak dengan ahrin. Ternyata ahrin sangat humoris, membuat suasana dikamar ini menjadi hangat! Tidak terasa malampun semakin larut, waktunya kami untuk tidur.
“Oppa aku akan tidur disofa saja yah?” ahrin mengambil bantal.
“Tidak, aku yang akan tidur disofa! Kau saja yang tidur di tempat tidur”
“Oppa lebih membutuhkannya, oppa harus tidur disana!!” ahrin sudah menaruh bantal disofa.
“Aku tidak akan tidur kalau kau tidur disofa!!” aku tidak akan membiarkannya pegal-pegal saat bangun nanti.
Ahrin terlihat menghela nafas panjang. “Baiklah, kita berdua akan tidur ditempat tidur!!” ahrin mengambil bantalnya lagi dan menaruhnya ditempat tidur. Lalu ia berjalan kekopernya dan mengambil obat. “Sebelum tidur oppa harus minum obat! Aku tidur duluan yah!” ahrin membaringkan tubuhnya.
Aku menatap beberapa obat di tangaku, lalu aku membuangnya ketampat sampah. Setelah kebahagian ini aku tidak ingin merasakan sakit hati lagi, jadi lebih baik aku mati!.
Aku tidur disampingnya, sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Kini kepalaku mulai terasa sakit, hidungku juga mulai mengeluarkan darah segar! Ya Tuhan, kenapa kau datangkan penyakit saat ini. Kuatkanlah aku, paling tidak untuk beberapa saat lagi!.
Waktu berlalu begitu lama, aku menatap wajah ahrin yang tengah terlelap dihadapanku. Wajah cantik ini, apa aku akan segera meninggalkannya? Apa aku akan pergi meninggalkan ahrin? Andai saja aku adalah milik ahrin dan ahrin hanya milikku mungkin aku akan bertahan hidup!
Aku kembali melihat jam, jam sudah menunjukkan pukul 05.00, aku menggoyang-goyangkan tubuh ahrin pelan. “Ahrin ireonna…”
Ahrin menggeliyatkan tubuhnya sebelum ia membuka mata. “Ada apa oppa? Apa oppa sakit?”
Aku menggeleng. “Aku ingin melihat matahari terbit! Ireonna, ne?”
“Bukankah ini masih terlalu pagi oppa?”
“Gwaenchana. Ireonna…”
Ahrin mengangguk, ia menegapkan tubuhnya. “Aku cuci muka dulu yah!” ahrin berjalan kekamar mandi. Beberapa saat ia pun keluar. Lalu ia mengambil sebuah jacket dan memakaikannya padaku. “Udara diluar dingin, oppa harus memakai ini agar tetap hangat!”
Aku mengangguk. “Gomawo. Kajja”
…
Kami berduapun telah sampai di pantai, sekarang kepalaku benar-benar sudah terasa sangat sakit. Kuat youngsaeng!! Kau harus kuat!!
Kami berdua duduk diatas pasir pantai yang masih terasa dingin, ahrin terlihat menguap beberapa kali. “Iya kan oppa! Ini masih terlalu pagi untuk melihat sunrise…”
“Mianhe” ayo youngsaeng kau harus menyatakn perasaanmu padanya!!! Lakukan!!! “Ahrin…”
“Ne oppa, wae?” ia menatapku lembut.
Aisshhh jantungku berdetak dengan cepat! Kepalaku terasa semakin sakit! Mungkin kalau tidak ada wajah teduh ahrin aku sudah mati daritadi. “Saranghaeyeo!”
Mata ahrin membulat. “Aku sudah tahu oppa, dan aku menghargainya. Tapi yang seperti oppa tahu, aku tidak bisa membalas cintamu. Mianhe”
Rasa sakit ini, rasa sakit yang sejak kemarin belum kurasakan. “Gwaenchana. Keundae, gomawo.”
“Untuk apa?” tanyanya bingung.
Aku menatap kearah pantai yang mulai memburatkan warna oranye yang khas. “Gomawo, kau telah memberikan kenangan yang indah. Kau telah membuat hidupku yang selama ini gelap gulita menjadi sedikit bercahaya. Walau aku tahu kau terpaksa melakukan ini hanya karena penyakitku!”
“Apa yang kau bicarakan? Aku hanya membahagiakanmu karena aku peduli padamu oppa, aku sama sekali tidak terpaksa. Berhentilah berfikir yang negative, itu akan membuatmu stress dan menghambat kesembuhanmu!”
“Sembuh?” kini aku menatapnya dalam-dalam. “Kau tahu ahrin? Bahkan dokterpun sudah menyerah untuk menyembuhkan penyakitku! Jadi untuk apa aku berharap akan kesembuhanku!! Kematian akan segera menjemputku!!!”
Tiba-tiba saja ahrin menamparku. Apa ini? Kenapa ahrin menangis?
“Kenapa kau berbicara seperti itu?!! Apa dokter itu Tuhan? Eoh? kau harus sembuh oppa!! Kami semua menyayangimu dan tidak mau kehilanganmu!!”
Tangis itu… “Arrgggghhhhttttt!!!!” lagi-lagi rasa sakit ini, rasa sakit dikepalaku. “ARrgggghhhhtttt!!!” rasanya sakit sekali.
“Oppa? Apa yang terjadi!!”
“Arrrgggghhhttt!!” aku memegangi kepalaku yang mulai berdenyut-denyut tak karuan. Aku juga sudah bisa merasakan kalau hidungku mulai mengeluarkan darah.
>Heo Young Saeng PoV Ending
>Author PoV
Heo young saeng mulai meraung-raung kesakitan, hidungnya juga mulai mengeluarkan darah. Ahrin benar-benar panic, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
“Oppa!!” ahrin memangku kepala youngsaeng. “Oppa bertahanlah!! Tolong… Tolong…”
Youngsaeng memegang tangan ahrin lalu ia menggelengkan kepalanya. “A…ku ha…nya ingin ber…dua denganmu. Di…saat saat ter…akhir ini!”
“Oppa Jebbal jangan bicara seperti itu.” Ahrin membelai kepala youngsaeng. “Bertahanlah!!”
Youngsaeng tersenyum. “Gomawo un…tuk se…mua…nya. Kau te…lah men…jadikan hari ulang ta…hun ter…a…khirku ini men…jadi ha…ri u…lang ta…hun ter…indah! Ahrin, aku boleh minta satu hal?” ahrin hanya bisa menangis melihat youngsaeng yang mulai mengeluarkan darah dari mulutnya.
Ahrin mengangguk. “A…ku i…ngin kau men…cium ke…ning…ku ahrin!”
Tanpa berbicara lagi. Ahrin langsung mencium kening youngsaeng lembut.
“Go…ma…wo… a…ku bi…sa per…gi de…ngan tenang!”
“Oppa bertahanlah!!”
“Saranghae!” youngsaengpun menutup matanya, tertidur untuk selamanya.
“Youngsaeng Oppaaaaa!!!”
>Ending
Tidak ada komentar:
Posting Komentar